Selasa, 25 Agustus 2015

Wanita Syurga Bidadari Dunia

Apa Perhiasan terindah dan terbaik dunia?
Baginda Rasulullah Saw, telah menyebutkannya sekitar 14 abad yang silam bahwa perhiasan terindah dunia adalah wanita Shalihah sang wanita syurga dan bidadari dunia yang selalu dirindukan syurga dan mempesona alam dunia yang selalu taat dan istiqomah menjaga kesucian jiwa dan ketaatannya pada sang Khalik.
Wanita Syurga yang selalu taat pada ajaran agamanya, selalu istiqomah menjaga kesucian jiwa dan hatinya dengan menundukkan pandangannya, menutup aurat dengan syariat agama yang benar. Wanita syurga yang dirindukan syurga yang titahnya memiliki kerendahan hati, kelembutan tutur kata dan kesopan dan kemulian akhlaknya yang tentu membuat dunia terpesona, membuat dunia terkagum.
Engkaulah wanita Shalihah laksana syurga di dunia yang memancarkan pesona kesucian jiwa dan hati...
Engkaulah wanita syurga yang kelak mengisi tempat indah di akhirat bernama syurga, karna wanita sepertimu memang pantas berada di syurga yang akan menambah  betapa indahnya pesona indah syurga disana.

Ia mutiara terindah dunia
pemilik hati yang menebar pesona
kesucian jiwa yang mulia
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya
Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga
Terindah dari yang ada


Dan lirik lagu ini cukup untuk sedikit menggambarkan sosok dirimu...

Keanggunan yang terpancar darimu muslimah
ketegasan jiwamu bak perisai nan indah
kau hadirkan pesona
malu berbalut taqwa
laksana syurga di dunia

Keteguhan hatimu o wanita muslimah
ketangguhan dirimu yang terbingkai solehah
perhiasan dunia
tunduk pada yang kuasa

sejukmu menentramkan jiwa
Engkau wanita surga
bidadari dunia
kehormatan kau jaga
dengan penuh cinta

engkau wanita surga
bak permata berharga
berbinar indah dalam kesucian jiwa

Pulang: Perjalanan Reflektif Seorang Penghianat

Apa yang Anda rasakan bila berkesempatan untuk pulang kampung setelah tujuh tahun merantau tanpa pernah memberi kabar kepada keluarga selama perantauan itu? Tentu Anda akan merasakan kerinduan yang sangat terhadap orang-orang terkasih yang telah Anda tinggalkan. Namun, di saat yang sama, Anda juga akan merasakan kebimbangan. Akankah keluarga Anda menyambut kepulangan ini dengan hangat? Apakah segala hal tetap sama seperti saat sebelum Anda pergi? Apakah semua anggota keluarga masih hidup? Apakah kerabat dan sahabat masih ada dan tinggal di tempat yang sama?

Rangkaian pertanyaan demikian juga berkecamuk di benak Tamin, tokoh protagonis dalam novel Pulang karya Toha Mochtar yang terbit 1957. Secara ringkas, novel ini berkisah tentang Tamin, mantan serdadu Heiho, yang dikirim Jepang ke Burma untuk memerangi sekutu. Setelah Jepang takluk kepada Sekutu, Tamin kembali ke Indonesia yang sudah merdeka tetapi bekerja sebagai tentara bayaran Sekutu untuk memerangi para pejuang revolusi yang gigih mengusir Sekutu dan Belanda dari Indonesia. Setelah peperangan selesai, Tamin pun pulang kembali ke desanya yang digambarkan oleh Toha sebagai sebuah desa kecil di kaki Gunung Wilis, sebuah tempat di daerah Jawa Timur. Kepulangan Tamin didorong oleh kerinduannya yang memuncak untuk bertemu dengan kedua orangtuanya yang telah renta dan adik perempuan yang disayanginya, Sumi.

Selain alasan sentimentil ini, kembalinya Tamin ke kampung halaman juga didorong oleh keinginannya untuk menjadi petani untuk mengelola sawah orangtuanya dan hidup secara sederhana di desa yang damai dengan tenteram. Sejak kakinya kembali menapaki tanah tumpah kelahirannya itu, Tamin telah membayangkan dirinya akan bergumul dengan lumpur yang subur dan gembur yang akan menyibukkan hari-hari ke depan dan memeras habis keringatnya. Muluskah impiannya untuk menjadi petani dan hidup sederhana di desa kelahirannya ini?

Konflik novel diawali dengan protagonis Tamin yang hidup dalam kebimbangan, keraguan, dan ketakutan. Meskipun dorongan untuk kembali bertemu dengan keluarganya begitu kuat, Tamin bimbang kalau-kalau rumah dan keluarganya sudah tidak seperti dulu saat dia meninggalkan mereka. “… apa yang bisa terjadi selama tujuh tahun ini?” dan “Apa gerangan yang bisa diberikan oleh waktu sepanjang itu kepada adinya, Sumi, satu-satunya yang tercinta di bumi ini?” (hal. 7). Dua pertanyaan retoris ini menjadi bukti kebimbangan Tamin saat hendak melangkahkan kaki ke halaman rumahnya yang sama sekali tak berubah. Namun kebimbangan ini terkubur oleh rasa kangen yang kuat. “Apakah yang dapat lebih menggelorakan hati daripada mengalami pertemuan dengan keluarga kembali?” demikian pikir Tamin sebagaimana dilukiskan dalam cerita (hal. 7).

Benar bahwa perjalanan pulang kampung Tamin membawa kebahagiaan. Kerinduannya akan kedua orangtua dan adiknya terobati. Keinginannya untuk kembali bergulat dengan sawah pun dapat terrealisasi. Namun, pengalaman Tamin sebagai heiho dan prajurit bayaran menjadi duri dalam daging yang akhirnya menggerogoti konflik batin Tamin.

Konflik batin ini dipicu oleh obrolan Tamin dengan ibunya saat ia menanyakan kabar teman-teman sebayanya. Dari cerita ibunya diketahui sahabatnya Pardan gugur dalam perang Surabaya melawan Nica. Sedangkan Gamik, sahabat lain yang berpostur kerdil dan kurang diperhitungkan kekuatan fisiknya, gugur dalam pencegatan melawan serdadu Belanda di samping sawah desanya (hal. 23). Kisah kepahlawan dua pemuda sahabatnya ini tentu saja menampar nurani Tamin. Sementara ia memerangi para pejuang kemerdekaan dan mendapat keuntungan finansial untuk hal tersebut, banyak pemuda sebayanya rela gugur demi kejayaan bangsa.

Kepada ibu dan anggota keluarganya, Tamin dapat menyembunyikan gejokan batin ini. Setiap kali mereka memintanya untuk menceritakan pengalaman selama perantauan tujuh tahunnya, ia mengelak dan selalu mengatakan bahwa kisah perantauannya tidak ada yang istimewa. Namun kepada orang-orang desa yang memaksanya berbagi cerita dan pengalaman selama perantauan, ia tak kuasa menolak permintaan mereka. Peristiwa ini terjadi di suatu perkumpulan para bapak-bapak di pendapa kelurahan saat mereka bermusyawarah untuk memugar makam Gamik sebagai bentuk penghormatan kepadanya yang telah gugur dan secara resmi menobatkan Gamik sebagai pahlawan (hal. 65-67).

Musyawarah desa itu berujung bencana bagi Tamin. Sepengetahuan warga desa, perantauan Tamin adalah untuk berjuang mengusir penjajah. Tersudut oleh anggapan yang telah tertanam di benak mereka, Tamin terpaksa mengarang cerita. Kepada mereka, Tamin merekayasa cerita bahwa ia tergabung dalam rombongan heiho terakhir yang tertahan di Tanjung Priok dan batal berangkat ke Burma. Akhirnya bergabung ke Laskar Rakyat dan bersumpah tak hendak pulang sebelum perjuangan berakhir. Dengan hati tersayat, ia terpaksa berbohong bahwa ia bertempur sampai di Gunung Putri dan Gunung Cupu di Tasik (hal. 69).

Cerita heroik ini menghasilkan decak kagum kepada pendengarnya, namun membuat dada Tamin kosong. Tamin sepenuhnya sadar bahwa dirinya telah mengenakan topeng kepalsuan. Pengkhianatannya terhadap bangsa dan tanah airnya telah ditutupi dengan rekayasa imajiner yang begitu sempurnya. Bualan Tamin ini terus menggelinding di kalangan warga desa dan akhirnya berubah menjadi bola salju yang siap menerjang. Setiap kali ada perkumpulan, warga desa ingin mendengar kehebatan kisah Tamin. Dengan sangat terpaksa, Tamin pun harus mengulang cerita yang sama sehingga hampir seluruh warga desa berpikir bahwa Tamin pun tak kalah hebat dengan Gamik. Setiap kali pujian dan kekaguman disampaiakan, bukan kesenangan yang Tamin dapatkan melainkan penyesalan dan pengkhianatan yang semakin membebani jiwanya.

Klimak konflik terjadi manakala keluarganya mendengar cerita kehebatan perjuangan Tamin dari warga desa, bukan dari mulut Tamin sendiri. “Cerita itu indah sekali, Kang. Mengapa engkau tidak menceritakan itu kepada kami dahulu?” tanya Sumi, adiknya (hal. 85). Mendengar pertanyaan ini, hati Tamin bak tertusuk samurai. Dia meminta adiknya untuk tidak memaksanya menceritakan rekayasa bualannya. Tentu saja adiknya tetap memaksanya untuk bercerita karena kisah itu dapat menjadi kebanggaan keluarga. Karena tak kuasa menahan beban batin yang telah memuncak, Tamin pun menampar adik yang dikasihinya ini dengan sekuat tenaga hingga pingsan.

Setelah peristiwa tersebut, Tamin merasakan kehampaan hidup yang luar biasa. Dia menganggap dirinya sebagai penghianat yang tak layak mendapatkan pujian. Kepalsuan hidup telah mewarnai dirinya hingga akhirnya ia pun meninggalkan desanya, meninggalkan impiannya untuk menjadi petani dan hidup sederhana dengan tentram. Ia merasa berdosa dan telah mengkhianati hati nuraninya. Meninggalkan desanya merupkan cara terbaik untuk menghapus jejak pengkhianatan meskipun untuk hal ini ia harus mengubur segala impian sederhananya.

Pulang adalah novel yang sangat sederhana dengan plot yang sangat linear. Jalan cerita disusun secara kronologis dan disajikan dengan narasi yang cukup memikat. Novel ini hanya memiliki 104 halaman, sebuah novel yang sangat pendek untuk ukuran zaman sekarang. Kepulangan Tamin mencerminkan refleksi perjalanan hidup keseluruhan Tamin. Kepulangan reflektif ini memberikan pembelajaran yang menarik bagi pembaca, terutama terkait dengan kejujuran. Benar adagium yang selama ini berlaku dalam masyarakat kita bahwa kebohongan yang ditutup dengan kebohongan lain hanya akan membawa bencana.
 
sumber asli : http://www.menulisesai.com/2013/02/pulang-perjalanan-reflektif-seorang.html

Jumat, 14 Agustus 2015

Taj Mahal : Simbol Kekuatan Cinta

Cinta menempati bagian posisi terpenting dalam kehidupan makhluk Allah Swt yang bernama manusia. Cinta punya peran sangat sentral dalam kehidupan manusia di bumi. tidak ada manusia yang bisa merasakan dan menemukan kebahagian tanpa ada cinta dihatinya. Dunia ini akan damai dan tentram jika semua manusia bisa hidup bisa saling mencintai dan mengasihi satu sama lainnya. Cinta membuat orang rela mengorbankan apapun untuk cintanya.
Inilah yang dilakukan oleh Kaisar Mughal ke-4, Kaisar Shah Jahan untuk Istri tercintanya Mumtaz Mahal dengan membangun sebuah museum megah yang bernama Taj Mahal di Agra, India, yang hingga hari ini tercatat dalam sejarah dan menjadi simbol kekuatan cinta oleh manusia abad modern ini. Pembangunannya menghabiskan waktu 22 tahun (1630-1653) dan merupakan sebuah adi karya dari arsitektur bangsa mughal India.
Monumen ini dibangun setelah Istrinya yang berasal dari bangsa iran ini meninggal dunia setelah melahirkan anak mereka yang ke empat belas. Atas perintah Shah Jahan Monumen ini di rancang dan didesain oleh arsitek bernama Ustad Ahmad Lahouri bergayakan asimilasi dari arsitektur Mughal dan Iran, yang baru mulai di buka untuk umum pada tahun 1648. 
Ustad Ahmad Lahouri mengumpulkan 20.000 orang pekerja yang terdiri dari tukang batu, tukang emas, dan pengukir yang termasyhur dari seluruh dunia.
Dengan bentuk bumbung, kubah dan menara yang buat dari marmer putih, serta seni mozaik yang indah, Taj Mahal merupakan salah satu dari Tujuh keajaiban di dunia. Sebanyak 43 jenis situs permata, termasuknya yaitu berlian, jed, kristal, topaz dan nilam telah digunakan untuk memper indah Taj Mahal.
Taj Mahal dibangun dengan simetris dan makam Mumtaz Mahal berada tepat di tengah bangunan Taj Mahal. Satu-satunya yang tidak simetris adalah makam Shah Jahan yang terletak disebelah makam Mumtaz Mahal karena makam ini tidak ada dalam rencana awal pembangunan. Awalnya Shah Jahan berniat memdirikan Taj Mahal versi hitam untuk menunjukkan kesedihannya pada dunia sepeninggal Mumtaz Mahal dan juga sebagai tempat peristirahatan terakhir untuk dirinya. tetapi rencana ini digagalkan oleh putranya. Pembuatan Taj Mahal sendiri memakan masa selama 22 tahun.
Hingga Sejarah mencatat akan kekuatan sebuah cinta telah melahirkan sebuah karya monumental nan Agung dan indah lewat sebuah usaha nyata di anak benua India.

Senin, 10 Agustus 2015

Explore Kampus

Kampus STAI Auliaurrasyidin Tembilahan-Riau
Postingan kali ini penulis pengen memposting mengenai kampus tempat penulis menimba ilmu, mencari ilmu. Ketika tulisan ini dibuat Alhamdulillah penulis udah menyelesaikan empat semester pada prodi PGMI '13, sebentar lagi  masuk semester lima dan semoga semester selanjutnya semakin rajin menuntut ilmunya, semakin serius belajarnya, semakin rajin belajarnya semoga berpengaruh pada IPK..Aamin
Kalau mendengar kata kampus yang terbayang dipikiran kita pasti adalah sebuah lembaga pendidikan tinggi yang berisikan orang-orang dengan wawasan luas dan berintelek tinggi, ide dan gagasan cemerlang, idealis dan berpikiran kedepan yang nantinya diharapkan sebagai generasi masa depan negeri ini. memang seharusnya seorang mahasiswa harus memiliki kriteria tersebut.
Dan gue termasuk salah seorang dari seorang manusia.. Ciyee anak masa depan bangsa :D. -_-
Baiklah langsung saja gue ceritakan kampus tercinta gue ini..-_-
sebelumnya gue posting mengenai kampus dulu.. -_-

ini Orientasi Pengenalan Akademik Kampus..
Wisudawan

Wisudwan STAI Auliaurrasyidin Tembilahan
Gedung kampus depan



Gue setelah tamat SLTA melanjutkan pendidikan di salah satu kampus swasta di Provinsi Riau tepatnya di kabupaten Inhil, sebuah kabupaten yang terletak dibagian selatan Provinsi ini,  sebuah wilayah yang terletak di pesisir pantai timur sumatera.. dan wilayahnya memiliki geografis dataran rendah dan bertanah gambut  kecuali sedikit berbukit di wilayah kecamatan Kemuning.

Posisi kab. Inhil dengan kabupaten Riau lainnya
peta riau

Nama kampus gue adalah STAI Auliaurrasyidin Tembilahan, kampus ini pertama kali digagas oleh bupati kabupaten indragiri hilir saat itu Drs. H. Rusli Zainal, MM bersama yayasan akan dirasakannya membutuhkan lembaga pendidikan di kabupaten ini. nama kampus ini berasal dari gabungan para pendiri yayasan ini, kampus ini merupakan salah satu dari tiga perguruan tinggi yang berada di kabupaten indragiri hilir selain Universitas Islam Indragiri dan Akbid Puri Husada yang terletak di pinggiran aliran sungai indragiri tepatnya di jalan gerilya parit enam kecamatan tembilahan hulu yang berdiri diatas areal lahan agak basah dengan luas sekitar 5 hektar. Kampus ini merupakan sebuah yayasan yang bernama yayasan pendidikan Auliaurrasyidin yang didirikan pada tahun 2000 hingga hari ini kampus ini sudah masuk usia yang ke 14 tahun sejak pendiriannya dan sudah banyak almamater dari kampus ini dan sudah banyak yang mengabadikan diri sebagai guru baik yang sudah PNS maupun honorer di berbagai kecamtan di kabupaten ini.
Saat ini STAI Auliaurasyidin memiliki dua Program studi yakni S-1 PAI dan S-1 PGMI dengan jumlah mahasiswa sekitar 800 Mahasiswa dari berbagai kecamatan di Indragiri hilir dan sekitar 80 Tenaga pendidikan dan Staf. Rektor atau Ketua kampus saat ini adalah Drs. H. M. Ilyas, MA.
Kampus ini tergolong kampus cukup pesat perkembangannya dalam hal pembangunan fasilitas sejak pertama kali pendiriannya, hingga hari ini sudah banyak berdiri bangunan-bangunan kampus yang cukup besar untuk kampus sekelas berstatus swasta di Provinsi Riau, karena banyaknya bantuan dari pihak yayasan dan dari pemerintah daerah. kini sudah banyak bangunan ruang kelas, Perpustakaan, Mushalla, Lab, Auditorium dan ruang Administrasi Kampus lainya. 
ketika istirahat, selain nongkrong dikantin dengan teman mahasiswa lain, Gue paling suka nongkrong di perpustakaan kampus ini tentunya membaca buku, karena it is one of my hobby namanya Perpustakaan Harun Al-Rasyid, kampus ini memang mengambil nama-nama Orang terkenal dalam dunia Islam untuk nama perpustakaan, kelas, Auditorium dll.. perpustakaan ini tempat dan layanannya cukup nyaman .. dan tentunya dengan koleksi bukunya yang cukup banyak.. hehe

Ini ada beberapa foto kampus yang gue abadikan..cekidoot.. -_-

Halaman kampus.. -_-


Ini Perpustakaan Harun Al-Rasyid kampus
perpustakaan kampus dari halaman kampus

ini salah satu gedung kelas kampus.. kok warnanya pink ya.. :D


sumber foto : dokumen pribadi



Minggu, 09 Agustus 2015

Quotes Tere Liye: Novel Rindu

“Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian dari hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya. Dengan kau menerimanya, perlahan-lahan dia akan memudar sendiri. Disiram oleh waktu, dipoles oleh kenangan baru yang lebih bahagia.
Apakah mudah melakukannya? Itu sulit. Tapi bukan berarti mustahil.”
Tere Liye, Rindu

“Lepaskanlah. Maka besok lusa, jika dia cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Hei, kisah-kisah cinta di dalam buku itu, di dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang tua, itu semua ada penulisnya.
Tetapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan.
 Tere Liye, Rindu 
“Berhenti lari dari kenyataan hidupmu. Berhenti cemas atas penilaian orang lain, dan mulailah berbuat baik sebanyak mungkin.” 
 Tere Liye, Rindu 

“Tidak mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau kecewa, atau menangis tergugu karena harapan, keinginan memiliki, tapi jangan berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. Selalu pahami, cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga diri. Tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah agama. Karena esok lusa, ada orang yang mengaku cinta, tapi dia melakukan begitu banyak maksiat, menginjak-injak semua peraturan dalam agama, menodai cinta itu sendiri.” 
 Tere Liye, Rindu

Film The Avengers

Ini adalah salah satu film bergenre aksi superhero yang sangat laris di dunia saat ini dan bisa dibilang film ini merupakan sequel dari film Captain America : The First Avenger. Steve Rogers sang superhero dengan julukan Captain America kembali beraksi di film ini tetapi tidak sendirian melainkan bersama 5 superhero lain yaitu Ironman, Thor, Hulk, Hawkeye dan Black Widow.
Bagi yang sudah menonton film Captain America : The First Avenger pasti ingat dengan Kristal berkekuatan gaib bernama Tesseract. Kristal berbentuk kubus itu pada film Captain America digunakan oleh tokoh antagonis yaitu Red Skull sebagai sumber kekuatannya.
Di akhir film Captain America, diceritakan bahwa Captain America berhasil merebut Kristal Tesseract dari Red Skull tetapi pesawatnya jatuh di Antartika. Untung saja Captain America tidak mati tetapi hanya membeku dan bisa dibangkitkan lagi setelah 70 tahun tertidur, sedangkan Kristal Tesseract ditemukan dan disimpan oleh pemerintah Amerika.
Pada film The Avengers ini, diceritakan bahwa Kristal Tesseract digunakan sebagai obyek penelitian oleh salah satu divisi militer Amerika yaitu S.H.I.E.L.D (Supreme Headquarters, International Espionage, Law-Enforcement Division) yang dipimpin oleh Nick Fury.
Celakanya, kekuatan gaib Kristal Tesseract diketahui oleh mahkluk dari Planet Asgard bernama Loki yang berniat jahat yaitu menguasai Planet Bumi.
Walaupun jarak Planet Asgard amat jauh dari Planet Bumi, Loki dengan kekuatan Kristal Tesseract bisa sampai di bumi yaitu di markas S.H.I.E.L.D.
Mahkluk Planet Asgard memang punya kemampuan lebih dibanding manusia bumi sehingga Loki berhasil merebut Kristal Tesseract. Tidak hanya itu, dengan tongkat saktinya, Loki bisa membuat 2 staf andalan S.H.I.E.L.D yaitu Professor Erik Selvig dan Clint Barton menjadi budaknya. Lebih gawat lagi, Loki akan menggunakan kekuatan gaib dari Kristal Tesseract untuk membuka pintu gaib dari Planet Asgard ke Planet Bumi sehingga Loki bisa mendatangkan pasukan tempurnya yang bernama Pasukan Chitauri untuk menyerang Palnet Bumi.
Karena sadar akan menghadapi musuh yang sangat kuat dan sangat membahayakan manusia Bumi, maka Nick Fury sang pimpinan S.H.I.E.L.D membentuk sebuah tim khusus yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang punya kekuatan lebih dibanding manusia biasa atau superhero.
Tim buatan Nick Fury itu diberi nama The Avengers (Para Pembalas) yang anggotanya terdiri dari :
  • Captain America, nama aslinya adalah Steve Rogers, seorang tentara yang disuntik obat khusus sehingga menjadi tentara super.
  • Ironman, nama aslinya Tony Stark, seorang ilmuwan jenius dan jutawan yang berhasil menciptakan pakaian khusus sehingga membuatnya menjadi superhero.
  • Thor, Manusia Planet Asgard dan saudara angkat Loki tetapi tidak seperti Loki, Thor menggunakan kekuatan supernya untuk melindungi Planet Bumi. Thor Punya palu sakti yang bisa menghimpun kekuatan petir.
  • Hulk, nama aslinya Dr. Bruce Banner, seorang ilmuwan yang terkena ledakan bom gamma hasil ciptaannya sendiri sehingga jika marah, bisa berubah menjadi raksasa hijau berkekuatan sangat dahsyat.
  • Black Widow, nama aslinya adalah Natasha Romanov seorang agen rahasia dari Rusia. Sebenarnya Black Widow tidak punya kekuatan super tapi punya ketangkasan dan ilmu beladiri yang sangat hebat.
Nick Fury dan The Avengers nya bermarkas di sebuah kapal induk raksasa yang bisa terbang.
Pada awalnya sangat sulit bagi Nick Fury untuk menyatukan kelima superhero itu karena mereka punya ego dan karakter sendiri-sendiri sehingga sempat terjadi duel antara Thor melawan Ironman. Captain America juga hampir berduel dengan Ironman.
Tapi untung akhirnya kelima superhero itu bisa bersatu sehingga bisa menangkap Loki ketika sedang menyerang rakyat Jerman. Tapi apakah Loki yang kekuatannya bagaikan manusia setengah dewa bisa ditangkap semudah itu? Ataukah itu hanya siasat licik dari Loki saja? Nanti saja akan saya ceritakan, karena ada masalah lain yang lebih besar yaitu Kristal Tesseract belum ditemukan.
Tetapi The Avengers akhirnya terpecah belah lagi setelah para superhero tahu tujuan Nick Fury mencari Kristal Tesseract, ternyata Nick Fury akan menggunakan kekuatan gaib dari Kristal Tesseract untuk membuat senjata pemusnah massal yang tentu saja sangat ditentang oleh para superhero yang cinta damai itu.
Keadaan menjadi lebih rumit karena Loki akhirnya menunjukkan siasat liciknya, ternyata Loki membiarkan dirinya ditangkap agar bisa menyusup masuk ke markas The Avengers kemudian membuat kekacauan dengan cara membuat marah Dr. Bruce Banner sehingga ia berubah menjadi Hulk si raksasa hijau yang selalu mengamuk itu.
Siasat licik Loki berhasil karena Dr. Bruce Banner benar-benar marah dan berubah menjadi Hulk kemudian mengamuk di markas The Avengers. Tidak ada yang bisa menandingi kekuatan dahsyat Hulk, akibatnya markas The Avengers rusak parah dan Loki berhasil melarikan diri. Lebih celaka lagi, superhero-superhero The Avengers tercerai-berai.
Keadaan Planet Bumi menjadi sangat genting karena Loki dengan dibantu seorang ilmuwan S.H.I.E.L.D yang berhasil dihipnotis menjadi budaknya yaitu Prof. Erik Selvig berhasil membuka pintu gaib sehingga pasukan Loki yaitu pasukan Chitauri bisa masuk ke Planet Bumi dan melakukan serangan hebat sehingga tentara Planet Bumi tidak mampu menahannya.
Tapi datangnya Pasukan Chitauri justru bisa menyatukan kembali The Avengers karena para superhero nya berdatangan dan saling bahu-membahu bertempur melawan Pasukan Chitauri. Lebih menggembirakan lagi, Black Widow setelah berduel dengan seru melawan Clint Barton berhasil menyadarkan Clint Barton dari hipnotis Loki. Clint Barton kembali berpihak kepada The Avengers bahkan bisa menjadi superhero anggota The Avengers yang baru karena walaupun tidak punya kekuatan super, Clint Harton sangat mahir memanah sehingga dijuluki sebagai Hawkeye.
Dengan kekuatan supernya, para superhero The Avengers dibawah pimpinan Captain Amerika bisa menahan Loki dan Pasukan Chitaurinya. Tetapi perjuangan The Avengers bisa sia-sia jika portal Planet Asgard ke Planet Bumi tetap terbuka dan pasukan Chitauri tetap bisa berdatangan. Satu-satunya cara mengatasi masalah adalah menutup pintu masuk Planet Asgard ke Planet Bumi dan hal itu tidaklah mudah karena sumber kekuatannya yaitu Kristal Tesseract benar-benar punya kekuatan sangat dahsyat sehingga para superhero The Avengers tidak mampu mengatasinya.
Masalah bisa selesai dengan cara yang tak diduga-duga karena pintu gaib Planet Asgard bisa ditutup justru karena ada salah satu anak buah Nick Fury yang berkhianat dengan cara menembakkan peluru kendali berkekuatan nuklir ke Amerika yang kekuatan ledakannya bisa menghancurkan seluruh Amerika.
Dengan kekuatan super baju tempurnya, Ironman bisa membelokkan arah bom nuklir itu ke pintu gaib Planet Asgard sehingga ledakannya bisa menutup pintu gaib itu.
Dengan tertutupnya pintu gaib Planet Asgard, hilanglah kekuatan pasukan Chitauri sehingga bisa dikalahkan dengan mudah dan Loki bisa ditangkap beserta Kristal Tesseract. Agar Kristal Tesseract tidak disalahgunakan lagi, Thor membawa kembali Kristal Tesseract ke Planet Asgard bersama Loki yang sudah menjadi tawanan.

Novel The Lord of the Rings: The Fellowship of The Rings

Novel The Fellowship of The Rings
Cerita The Fellowship of The Rings dimulai dengan kisah bagaimana seorang hobbit bernama Bilbo Baggins dari The Shire, telah mengembara ke Misty Mountain dan bertemu dengan Gollum yang telah tinggal di dalam sebuah gua di gunung tersebut selama 500 tahun. Bilbo berhasil mencuri cincin milik Gollum dan kemudian membawanya pulang ke The Shire. Tanpa disadari, cincin tersebut mempunyai kekuatan sakti.
Pada ulang tahunnya yang ke-111, Bilbo memutuskan untuk meninggalkan The Shire dan menuju ke Rivendell. Bilbo ingin menghabiskan masa tuanya dengan menulis buku tentang pengembaraannya dengan seorang Dwarf mencari harta karun di Lonely Mountain, di mana terdapat seekor naga yang menyembunyikan emas permata di bawah badannya. Sebelum melakukan perjalanannya, Bilbo mewariskan cincin sakti yang disebut One Ring kepada keponakannya yang bernama Frodo Baggins.
Seorang Wizard yang juga sahabat Bilbo bernama Gandalf menyarankan Frodo untuk menghancurkannya ke Mount Doom. Penghancuran cincin ini untuk menghalangi niat jahat Sauron yang ingin menguasai Middle-Earth. One Ring dibuat oleh Sauron, Dark Lord dari Mordor, cincin tersebut sesungguhnya digunakan untuk menguasai Middle-Earth dan memperbudak rakyatnya.
Frodo berangkat ke Mount Doom bersama seorang sahabatnya yang bernama Samwise Gamgee. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Merry dan Pippin yang akhirnya ikut bergabung bersama Frodo dan Sam. Perjalanan para hobbit ini terus dibayangi oleh Black Rider yang merupakan utusan Sauron untuk mengawasi si pemegang cincin.
Ketika sampai di Bree, empat hobbit ini memutuskan untuk beristirahat di The Prancing Pony. Ditempat tersebut mereka bertemu dengan seorang Strider yang bernama Aragorn. Ternyata Strider tersebut adalah utusan Gandalf yang bertugas menemani para hobbit hingga ke Rivendell, tempat penguasa Elf berkuasa dan akan terjadi pertemuan penting antara semua ras penghuni Middle Earth.
Keesokan harinya Strider menemani mereka untuk meneruskan perjalanan ke Rivendell. Pada malam harinya, mereka kembali diserang oleh Black Rider. Frodo terluka dalam serangan itu karena ditikam oleh Black Rider. Dalam kepanikan karena Frodo terluka dan pingsan, tiba-tiba muncul seorang Elf yang bernama Arwen dan membawa Frodo ke Rivendell dengan kudanya.

Black Rider terus mengejar Arwen sampai ke Loudwater River. Saat Black Rider mencoba menyeberangi sungai, Arwen membaca mantra untuk membuat sungai tersebut memukul Black Rider dengan kuat dan membunuh mereka. Setelah berhasil mengalahkan Black Rider, Arwen dan Frodo melanjutkan perjalanan menuju ke Rivendell.
Pada saat yang sama, Gandalf yang terperangkap di puncak Menara Orthanc di Isengard meminta bantuan burung elang raksasa bernama Gwaihir untuk melepaskannya dari tawanan Saruman. Gwaihir membawa Gandalf ke Rivendell. Saat rombongan Aragorn dan para hobbit sampai di Rivendell, Frodo sudah sembuh dari lukanya. Elrond sang pemimpin bangsa Elf sangat kagum pada kekuatan mental Frodo yang sama sekali tidak terpengaruh dengan kekuatan jahat dari One Ring. Sementara itu, seluruh wakil pemimpin dari semua makhluk Middle-Earth berkumpul di Rivendell untuk membahas siapa yang akan membawa One Ring ke Mordor untuk dihancurkan. Saat tidak ada yang bersedia membawanya, tiba-tiba Frodo menawarkan diri untuk membawa One Ring ke Mordor. Maka terpilihlah orang-orang yang akan melakukan perjalanan ke Mordor, yaitu Gimli (Dwarf), Legolas (Elf), Aragorn dan Boromir (Men), Gandalf (Wizard), dan keempat hobit (Frodo, Sam, Merry, dan Pippin). Kesembilan orang tersebut tergabung dalam The Fellowship of The Ring.
Keesokan harinya kesembilan orang tersebut berangkat menuju ke selatan melewati Lothlorien. Untuk sampai ke Lothlorien, mereka harus melintasi Misty Mountain yang saat itu sedang mengalami badai salju dan reruntuhan batu-batuan. Namun akhirnya mereka menyerah pada cuaca dan mengalihkan jalur menuju ke Moria yang merupakan tempat tinggal Dwarf.
Di Moria, mereka diserang oleh Orcs. Orcs adalah manusia kerdil bodoh ciptaan Sauron yang tinggal di Hutan Mirkwood untuk membantu Sauron menguasai Middle-Earth. Karena jumlah pasukan Orcs yang tidak seimbang dengan jumlah The Fellowship, maka mereka melarikan diri ke jembatan Khazad-Dum. Celakanya di jembatan tersebut mereka telah dihadang oleh binatang raksasa yang menyerupai monster bernama Balrog. Pertempuran dengan Balrog menyebabkan Gandalf terjatuh ke dasar jurang dan menghilang.
Aragorn kemudian mengambil alih tugas Gandalf untuk memimpin The Fellowship sampai ke Mordor. Setelah perjalanan The Fellowship sampai di Lothlorien, mereka bertemu dengan seorang peri bijak yang bernama Galadriel. Galadriel memberikan bekal sampan, biskuit lembas, dan kaca. Dari kaca milik Galadriel, Frodo melihat masa depan dimana sahabatnya Sam akan menemui ajalnya jika tetap ikut dengannya ke Mordor. Frodo mulai bimbang pada perjalanannya, namun ia tetap harus menghancurkan One Ring.
Perjalanan berlanjut melewati sungai Anduin menuju ke selatan. Sampai di Fall of Rauros mereka berhenti untuk beristirahat. Saat beristirahat, Boromir ingin melihat dan memegang One Ring, namun Frodo menolaknya dan menyingkir dari Boromir. Tiba-tiba sekumpulan Orcs dan Uruk Hai menyerang The Fellowship. Gimli, Legolas, Aragorn, dan Boromir maju menghadapi serangan musuh, sedangkan Merry, Pippin, Frodo, dan Sam berlari menyembunyikan diri namun akhirnya mereka terpisah sementara Merry serta Pippin menjadi tawanan pasukan Orcs.
Frodo dan Sam berhasil menyelamatkan diri dan berlayar ke seberang sungai. Sementara Gimli, Aragorn, dan Legolas yang berhasil mengalahkan pasukan Orcs dan Uruk Hai harus merelakan Boromir yang tewas di medan perang. Gimli, Aragorn, dan Legolas melakukan penghormatan terakhir kepada Boromir dengan meletakkan mayatnya ke dalam sampan dan membiarkannya berlayar menuju sungai Anduin, kemudian ketiganya mulai mencari keempat hobbit.

Sumber: http://sebuahcatatansastra.blogspot.com/2009/01/sinopsis-lord-of-rings-fellowship-of.html

Gaya Belajar Mahasiswa

......................

Tips Mendapatkan IP atau IPK tinggi saat Kuliah

Meskipun IP atau IPK tidak menjadi faktor penentu kesuksesan seseorang, namun

Sabtu, 08 Agustus 2015

Kaas: Kisah Kegagalan yang Inspiratif

Keju
Kegagalan adalah hal yang paling ditakutkan. Sedapat mungkin, seorang individu akan berupaya untuk menghindari kegagalan. Namun demikian, apa yang akan dilakukan ketika seseorang gagal meraih impian? Bagi sebagian orang, kegagalan identik dengan kehidupan ekonomi yang berkekurangan atau pas-pasan. Ketidakmampuan ekonomi ini sering membuat seseorang kurang percaya diri. Jika ia berada di kalangan orang yang sukses secara ekonomi, ia akan lebih sering diam karena takut bicara salah atau takut diremehkan oleh mereka yang lebih kaya.

Keadaan seperti inilah yang dialami Frans Laarmans, tokoh protagonis novel Kaas karya penulis Belgia Willem Elsschot. Sebagai kerani General Marine and Shipbuilding Company di Antwerpen, Frans tidak memiliki hal yang patut ia banggakan. Kehidupannya yang sederhana sering membuatnya minder sampai akhirnya ia ditantang untuk mengubah nasib dengan menggantungkan impiannya menjadi kaya pada keju edam.
Upaya mengubah nasib Frans berawal saat ia menghadiri upacara pemakaman ibunya. Kakaknya yang seorang dokter memperkenalkannya kepada salah seorang pelayat bernama Van Schoonbeke, seorang pengusaha terkemuka yang mempunyai banyak relasi bisnis. Dari perkenalan ini Frans diundang Schoonbeke untuk menghadiri pertemuan bisnis dengan para pengusaha lain yang rutin ia selenggarakan di kediamannya yang mewah. Dalam  pertemuan itu, oleh Schoonbeke, Frans dikenalkan sebagai inspektur agar ia dapat diterima dalam kalangan elit tersebut.
           “Jadi, Anda ini insinyur,” kata pria bergigi emas yang duduk di sebelahku (Frans). 
           “Inspektur,” temanku Van Schoonbeke menukas... Aku pun tertawa, sekedar membuat mereka percaya, seolah masih ada rahasia di balik itu yang pada waktunya akan terungkap. (hal. 25)
Pada awal-awal pertemuan Frans selalu menutupi pekerjaannya. Ia juga lebih sering diam dan menahan diri untuk terlibat dalam perbincangan-perbincangan bisnis yang tidak biasa ia dengar. Dalam pertemuan mingguan ini Frans merasa tertekan karena ia tidak dapat mengikuti topik-topik yang diobrolkan rekan Schoonbeke seperti terungkap dalam refleksinya berikut.
         Kerani jabatan rendah, jauh lebih rendah dibanding buruh... Namun, kerani pada umumnya hampir tak memiliki keahlian khusus dan … sehingga kerani berpengalaman bisa ditendang begitu saja sesudah mengabdi lima puluh tahun.
Setelah berkumpul dengan teman-teman Schoonbeke, Frans menyadari bahwa pekerjaannya tidak sepadan dibanding lingkungan barunya. Tambahan pula, Frans merasa terasing dalam perkumpulan Schoonbeke ini karena dia tidak paham dengan topik-topik pembicaraan mereka “Sesungguhnya mereka bahkan berpendapat lebih baik jika aku sama sekali diam..” (Hal.29).
Mengetahui posisinya “hanya” sebagai kerani, Schoonbeke menawari Frans kesempatan berusaha guna meningkatkan derajat ekonomi dan sosialnya. Frans dikenalkan kepada Hornstra, seorang pengusaha keju edam yang memiliki PT Hornstra di Amsterdam (Hal.39). Beberapa waktu kemudian, Frans ditawari Hornstra untuk menjadi agen tunggal pemasaran keju edam untuk wilayah Belgia. Kesempatan langka ini tentu disambutnya dengan antusias. Tanpa pikir panjang, ia terima kesempatan ini sebagai jalan untuk meningkatkan kelas sosialnya.
Karena terlalu antusisas dengan tawaran ini, Frans kurang teliti mempelajari kontrak yang ditawarkan Hornstra sebagaimana diingatkan istrinya.
       Saat kemudian dia (istri Frans) bertanya mengapa dalam kontrak itu aku (Frans) mencantumkan bahwa mereka bisa ‘menendangku’ sewaktu-waktu. (hal. 55)
Bukan itu saja, kontrak tersebut juga menyebutkan bahwa Frans harus bisa menjual 20 ton keju edam dalam jangka waktu yang ditentukan Hornstra (hal. 42). Karena keputusan yang tergesa-gesa ini, Frans mengalami kesulitan dalam menjalankan bisnis barunya.
Menjadi pedagang keju memang meningkatkan derajat sosial Frans seperti tercemin dalam “Mijnheer Laarmans, pedagang besar bahan makanan” (hal. 47). Frans bukan saja dikenalkan sebagai orang baru, tetapi ia juga merasa sudah menjadi bagian dari perkumpulan bisnis Schoonbeke. Eksistensinya pun mulai diakui oleh teman-teman Schoonbeke.
        Untuk pertama kali kumasukkan kedua ibu jariku ke rompi jas..... seperti orang penting... Berulang kali mereka berpaling seolah hendak meminta persetujuanku, yang segera saja kusambut dengan anggukan kepala. (hal 49)
Perasaan Frans ini tentu sangat berbeda dibanding saat ia pertama berkumpul dengan Schoonbeke dan teman-temannya. Dengan menjalani bisnis keju, Frans menjadi lebih percaya diri dan berani berinteraksi dengan kelompok Schoonbeke.
Dunia keju menjadikan Frans pribadi yang baru. Ia sibuk dan repot dalam menyiapkan kantor dan berbagai hal lain, utamanya dalam menamai usahanya. Semula ia menamai bisnisnya “USAHA DAGANG KEJU” hingga akhirnya menggantinya menjadi GAFPA (General Antwerp Feeding Products Association). Frans terlalu repot membangun image perusahaan dan mengabaikan persoalan utama: menjual keju. Karena tidak memiliki pengalaman berbisnis, waktu dan tenaga ia habiskan untuk mengurusi hal-hal yang tidak penting. Akibatnya, 20 ton keju edam yang telah dikirim Hornstra untuk ia jual kurang diperhatikan.
Meski demikian, dengan memiliki GAFPA, Frans nampak jauh lebih pede dalam perkumpulan Schoonbeke. Ia merasa bahwa ia sudah selevel dengan mereka.
       “Saya bersulang untuk keberuntungan GAFPA,” ujar si pengacara tua, yang menurutku, kekayaannya sudah berkurang. Sekarang dialah yang paling kecil dalam kelompok ini...” (hal. 76)
Pikiran Frans ini menggambarkan bahwa ia sudah merasa sekelas dengan Schoonbeke dan rekan-rekan bisnisnya. Bahkan, Frans merasa lebih kaya dibanding pengacara tua tersebut. Kepercayaan diri Frans ini berlebihan karena sebenarnya kekayaannya belum menjadi kenyataan  sebelum ia berhasil menjual 20 ton keju yang dipercayakan kepadanya. Ironisnya, tak satu keju pun berhasil ia jual.
Keyakinan diri Frans juga semakin besar karena ia mendapat pengakuan. “Sanjungan dan pujian bagi teman kita Laarmans!” seru si pengacara tua.” (hal.98). Hal ini menunjukkan bahwa Frans seperti dilahirkan kembali. Ia merasa menjadi orang yang lebih berkelas. Mendapatkan pengakuan seperti ini, Frans bahkan sempat menyombongkan diri. Sikap ini membuktikan perubahan yang terjadi dalam diri Frans. Pendek kata, status sebagai pengusaha membuatnya lebih percaya diri dan juga lebih berani untuk mengungkapkan perasaannya.
Sayangnya, kepercayaan diri dan status Frans tidak dibarengi dengan kinerja bisnisnya. Dia tidak berhasil menjual 20 ton keju yang ditugaskan Hornstra dalam waktu yang disepakati dalam kontrak. Pengalaman bisnis yang minim menyulitkannya untuk menjual dagangannya. Persoalan menjadi rumit ketika Hornstra hendak menagih uang penjualan kejunya sambil mengunjungi kantor Frans. Di saat itulah, Frans mulai meragukan profesinya sebagai pedagang. Ia pun panik.
Kepanikannya menjadi kenyataan saat Hornstra benar-benar datang. Frans bahkan meminta istrinya untuk tidak membukakan pintu saat bel rumahnya berbunyi. Frans sadar bahwa impian kejunya ternyata membebani hidupnya. Kebiasaannya sebagai kerani yang aktifitasnya terbatas di kantor dan mengurus dokumen berlawanan dengan dunia dagang. Berdagang justru membuat hidupnya tidak nyaman, gelisah, dan tertekan.
Setelah menyadari semua ini, Frans mengirimkan kembali kelder-kelder keju yang ia dapat dari Hornstra. Ia menyadari bahwa sudah tidak ada manfaatnya melanjutkan bisnis keju yang hanya membuat hidupnya tertekan.
Pada akhirnya Frans kembali menjadi kerani. Di General Marines, ia melihat bahwa teman-teman sekantornya adalah sahabat yang paling pantas baginya. Mereka sederajat, ramah, dan tidak menuntut meskipun ada perbedaan kelas sosial maupun kekayaan. Frans belajar bahwa kebahagiaan tidak ditentukan oleh harta ataupun kelas sosial, tetapi oleh cara kita menyikapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana kita hidup.
Novel Kaas sangat menarik untuk dibaca. Melalui kisah Frans Laarsman kita diajak menyelami perjuangan seorang sederhana yang berupaya merubah nasib. Novel ini memang berakhir dengan getir namun bukan berarti membuat pembaca pesimis. Inilah realita yang bisa saja terjadi pada siapa pun. Dalam mencoba sesuatu yang baru guna meraih kehidupan yang lebih baik, kesuksesan maupun kegagalan memiliki peluang yang sama. Elsschot memilih memaparkan sisi kegagalan dari kisah yang dibangunnya ini sehingga pembaca bisa belajar dari kegagalan yang inspiratif dari si penjual keju ini.
Sumber: http://www.menulisesai.com/2013/12/kaas-kisah-kegagalan-yang-inspiratif.html

Privat Vs Publik

Ilustrasi about Privat vs Publik
Tanpa disadari aktivitas keseharian kita senantiasa bersinggungan dengan dua domain utama: privat dan publik. Aktivitas privat melingkupi hal-hal yang berkaitan dengan urusan pribadi yang kita upayakan secara mandiri. Mandi, tidur, buang air dan gosok gigi, misalnya, adalah beberapa contoh sederhana yang memang harus kita lakukan secara eksklusif dan tersembunyi. Sedangkan berkendaraan di jalan raya, berwisata ke Monas di hari libur, atau berbelanja di pasar adalah kegiatan yang hanya mungkin terlaksana di ruang publik dan menyertakan orang lain.

Untuk kegiatan privat, orang bisa berbuat “semaunya”. Dia bertanggung jawab penuh atas konsekuensi yang menyertai tindakannya. Kalau orang tidak mau atau malas gosok gigi, dia harus tanggung sendiri manakala gusinya bengkak dan nyut-nyutan. Untuk urusan publik, orang harus menimbang kepentingan pihak lain ketika menjalankan suatu aktivitas. Apakah ngebut di jalan raya tidak mengganggu dan membahayakan orang lain? Atau, bolehkah membuang kantong plastik sembarangan seusai berwisata di Monas? Pendek kata, tepa selira  atau tenggang rasa terhadap orang lain menjadi pertimbangan utama ketika orang beraktivitas di ruang publik. Masalahnya, seberapa banyak di antara kita yang menyadari dan memahami bagaimana kita selayaknya bersikap manakala kita berada di wilayah publik?

Kecenderungan yang umum terjadi adalah sebagian besar dari kita lebih mengutamakan kepentingan privat ketimbang kepedulian kita terhadap kepentingan publik. Tak perlu jauh-jauh kita mengamatinya. Cobalah tengok saluran air atau got di depan rumah kita. Kita prihatin melihat got yang merupakan sarana publik demi kepentingan bersama. Umumnya kondisi got di kawasan pemukiman begitu merana: kotor, bau, dan mampet karena penuh sampah. Bila hujan, got yang mampat tak dapat menampung air hujan sehingga luber dan menggenangi badan jalan. Bandingkan keadaan ini dengan rumah kita yang adalah milik privat. Kita lebih peduli meninggikan rumah kita atau membuat barikade penangkal air ketimbang bergotong-royong memperbaiki dan melebarkan got agar air dapat mengalir lancar. Jalanan boleh banjir asal bukan rumah kita. Padahal dengan mengutamakan perbaikan got, masalah ini selesai dengan sangat sederhana. Tak perlu heran kalau persoalan banjir di Jakarta tak kunjung selesai. Meskipun Banjir Kanal Timur telah beroperasi maksimal, banjir tetap menjadi ancaman serius karena ketidakpedulian warga Jakarta untuk memelihara fasilitas publik.

Mau contoh lain? Lihatlah trotoar yang beralih fungsi menjadi lapak-lapak jualan atau tempat mangkal pedagang kaki lima. Trotoar yang dibangun untuk kepentingan publik beralih fungsi menjadi kepentingan privat. Tak jarang kaki lima semacam ini melebar ke bahu jalan sehingga mempersempit jalan. Ruang publik yang seharusnya menjadi fasilitas umum bagi pejalan kaki ini berubah menjadi lahan pribadi. Akibatnya tidak hanya kesemerawutan dan ketidaktertiban, tetapi juga kemacetan lalu lintas.

Ketidakpedulian terhadap kepentingan publik ini tidak hanya dilakukan oleh warga negara tetapi juga oleh negara dalam kadar yang lebih mengkhawatirkan. Keberpihakan negara pada kepentingan privat sangat kentara seperti tercermin dalam pengelolaan transportasi publik yang amburadul. Negara kurang serius menyediakan transportasi publik yang cepat, aman dan nyaman. Kondisi bus kota, kereta api, kapal feri, maupun moda transportasi masal lain yang tak terawat merupakan bukti nyata ketidakberpihakan negara dalam urusan publik. Kendaraan yang tak laik jalan, pelayanan yang buruk, aparatur yang hanya peduli dengan izin trayek, atau jalan raya yang dibiarkan rusak adalah pengabaian negara terhadap kepentingan publik. Akibatnya setiap orang berusaha keras memenuhi kebutuhan publik yang seharusnya dikelola negara ini secara privat. Orang kaya/mampu memenuhinya dengan membeli mobil dan menikmati kenyamanan privat ini di tengah kepadatan jalan. Yang kurang mampu mengusahakannya dengan membeli sepeda motor. Kegagalan negara mengelola kepentingan publik dalam bidang transportasi ini berdampak luar biasa: polusi, kemacetan tak terkira, inefisiensi, pemborosan bahan bakar, stres, kelelahan fisik (fatique), dan lain sebagainya.

Akibat yang lebih parah dari ketidakpedulian negara dalam mengelola kepentingan publik ini adalah kecemburuan sosial antarwarga negara dalam masyarakat. Orang kaya tentu menginginkan kenyamanan dan keamanan dalam hidupnya. Adalah wajar kalau mereka membangun pemukiman eksklusif yang dilengkapi dengan sarana-sarana privat yang eksklusif pula. Dalam kawasan pemukiman elit semacam ini, sarana “umum” yang dikelola secara privat ini luar biasa mewah dan nyaman: taman asri, jalanan mulus, kolam renang, tempat kebugaran dan fasilitas olah raga yang memadai, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan masyarakat kebanyakan? Mayoritas warga negara yang ekonominya pas-pasan hanya bisa gigit jari. Setiap hari mereka harus saling berebut dengan sesama warga negara lain untuk “menikmati” sarana publik yang minim dan disediakan secara asal-asalan oleh negara. Bila kondisi ini dibiarkan berlarut, kecemburuan sosial karena salah kelola kepentingan publik dapat memicu ketidakharmonisan dalam masyarakat. Tentu kita semua tidak menginginkan hal ini terjadi.

Sumber: http://www.menulisesai.com/2013/02/privat-vs-publik.html

Pengkhianat Negara: Koruptor dan Seks

Sang koruptor
Kemunculan tiga perempuan cantik dalam kasus korupsi impor daging sapi atas diri tersangka Ahmad Fathanah membuat publik sulit untuk mengingkari adanya persoalan sampingan yang menyertai kasus ini, yaitu persoalan esek-esek yang kata Sutan Batugana “ngeri-ngeri sedap”. Kasus ini semakin menguatkan tesis yang selama ini diyakini publik, tetapi sulit dibuktikan, bahwa perilaku korupsi seseorang didorong oleh nafsu esek-esek para pelakunya. Ketiga perempuan cantik yang menjadi saksi kasus ini adalah Maharany Suciyono, mahasiswi salah satu universitas swasta di Jakarta  yang tertangkap berada sekamar di hotel Le Meridien bersama tersangaka. Rani, demikian sang mahasiswa tersebut dipanggil, mengaku mendapat imbalan Rp 10 juta atas jasanya “menemani” Ahmad. Perempuan berikut adalah Ayu Azari, artis kawakan yang mulai pudar pamor dan popularitasnya, yang mengaku mendapat uang Rp 20 jt dan 1800 dolar Amerika atas jasa 4 kali pertemuan yang disebut Ayu sebagai “entertainment fee” yang diberikan kepada Ahmad periode 4-9 Desember 2012 yang lalu. Yang terakhir adalah Vitalia Sesha, seorang model majalah pria dewasa, yang dihadiahi mobil Honda Jazz, jam tangan mewah, dan berbagai perhiasan mahal lain sebagai imbalan menjadi “teman akrab” tersangka.
Masih ada perempuan muda lain Sefti Sanustika, 25 th, istri muda Ahmad yang tinggal di apartemen di Depok dengan sewa 3 jt per bulan. Sefti yang sebelumnya berprofesi sebagai penyanyi dangdut dengan single “Tukang Porot” dikawin Ahmad Fathanah pertengahan 2011 lalu. Sebelumnya Sefti dikenalkan kepada AF oleh temannya yang bernama Tri Kurnia Puspita, sesama penyanyi dangdut. Belakangan diketahui bahwa AF juga royal dengan Tri Kurnia dengan memberikan berbagai hadiah dan sejumlah uang.
Berseliwerannya para perempuan muda, seksi, dan cantik di kasus suap yang diduga dilakukan oleh AF ini menunjukkan betapa rendahnya moral para koruptor. Uang yang mereka rampok dari negara mereka belanjakan untuk urusan yang terkait dengan naluri dan hasrat kebinatangan, yaitu kenikmatan seks. Memang kita tidak dapat membuktikan bahwa AF menggauli para perempuan muda yang disebut di atas, kecuali dengan Sefti Sanustika yang memang istri sahnya. Tentu saja sulit untuk membuktikan bahwa para perempuan muda ini adalah objek nafsu birahi AF. Namun demikian, publik sulit untuk tidak mencium aroma seks yang keluar dari bahasa tubuh dan kata-kata yang keluar dari para perempuan muda ini ketika diwawancarai awak media. Kalau tidak untuk kenikmatan seksual, untuk apa AF memberi puluhan juta, bahkan ratusan, kepada para perempuan ini? Tidakkah ia mendapatkan sesuatu atas uang yang telah diberikannya? Pertanyaan ini sulit untuk dikesampingkan, dan logika ini sulit untuk dilenyapkan dari keingintahuan publik.
Sebelumnya, publik juga dibuat ternganga dengan kemunculan para perempuan muda dan cantik lain dalam kasus korupsi simulator SIM yang menjerat Inspektur Jendral Djoko Susilo. Untuk melampiaskan nafsu birahinya, DS menggunakan metode yang sama yang dilakukan AF dengan memberi harta dan uang yang berlimpah kepada para perempuan muda. Rumah mewah, tempat usaha, mobil, tanah, dan aset lain diberikan kepada mereka sebagai pelicin naluri seks kebinatangan mereka. Bedanya dengan kasus AF, DS melampiaskan nafsunya dengan cara mengawini para perempuan muda ini secara sah meskipun ia harus memalsukan data pribadinya, termasuk umur, karena sebagai PNS ia tak boleh kawin lagi tanpa seijin istri pertamanya. Apa pun caranya, benang merahnya serupa: para koruptor menggumbar nafsu birahinya dengan menggauli para perempuan muda cantik dengan uang yang ia rampok dari negara.
Kedua kasus ini menjadi indikasi bahwa korupsi terkait erat dengan seks. Bukan rahasia bahwa tidak sedikit para pejabat, baik dari eksekutif maupun legislatif, memiliki gundik. Mereka menyimpan dan menghidupi para perempuan muda ini di berbagai apartemen yang bertebaran di Jakarta. Bahkan beberapa pejabat daerah pun memiliki apartemen di Jakarta untuk memelihara simpanan spesial mereka. Karena itu, mereka yang memelihara gundik atau simpanan patut dicurigai sebagai para pelaku korupsi. Jika seorang pejabat menunjukkan perilaku pribadi yang tidak jujur, patut untuk menduga bahwa mereka juga tidak jujur terhadap tugas dan pekerjaan yang diamanahkan kepada mereka.

Diambil dari situs : http://www.menulisesai.com/2013/05/korupsi-dan-seks.html

Memahami Afrika Melalui Sastra

Benua Afrika
Sampai pertengahan abad 20, Afrika adalah wilayah peradaban di bumi dengan banyak misteri yang tersembunyi. Tradisi, struktur dan sistem sosial, adat-istiadat, dan pola pikir masyarakatnya tidak diketahui dan dipahami oleh dunia luar. Bahkan negara-negara Eropa seperti Inggris dan Prancis yang menjajah Afrika selama ratusan tahun tidak mampu memahami nilai-nilai dan sistem kemasyarakatan yang dianut oleh ribuan suku yang menghuni benua terluas ke tiga di dunia ini. Keadaan semacam ini memberi kesan ketertutupan yang semakin diperparah dengan penilaian dari kaca mata dunia luar tentang Afrika sebagai peradaban yang terbelakang, miskin, dan superstitious.

Baru setelah pertengahan abad lalu, bersamaan dengan munculnya kesadaran akan identitas dan keinginan untuk terbebas dari penjajah, Afrika mulai menggeliat. Benua Hitam ini laksana raksasa yang bangun dari tidur selama ribuan tahun. Keadaan mulai berubah ketika beberapa kawasan berhasil memerdekakan diri dari penjajah dan membentuk negara baru yang berdaulat.
Ketika raksasa ini bangun dari mimpi yang telah sekian lama membuainya, ia sedikit demi sedikit mengikis pandangan negatif dunia luar yang meremehkan. Geliat pergerakan politik yang dipicu oleh kesadaran akan nasionalisme dan identitas Afrika ini juga membawa angin segar bagi berkembangnya kesusastraan Afrika. Melaui karya sastra, nilai-nilai kehidupan, moralitas, pola pikir, dan tradisi Afrika yang unik mulai dikenal dunia luar. Setidanya ada dua karya sastra yang menjadi penanda kebangkitan Afrika, yaitu novel Things Fall Apart karya Chinua Acebe dan kumpulan puisi Afrika Yang Resah karya Okot p’Bitek.
Dengan latar sosial dan budaya Afrika yang kental, kedua karya ini menggali konflik yang dialami oleh kaum pribumi ketika mereka bersinggungan dengan budaya pendatang yang menjajah mereka, yaitu budaya Barat. Dalam Things Fall Apart, Acebe meneropong konflik peradaban yang dialami oleh tokoh protagonis Okonkwo, seorang ksatria pada sebuah klan di Afrika yang teguh berjuang mempertahankan tradisi dan nilai-nilai yang telah ribuan tahun dianut sukunya dari gempuran nilai-nilai baru yang diperkenalkan oleh penjajah Eropa. Dalam pergulatan yang hampir serupa, Afrika Yang Resah menyuarakan keluhan dan keprihatinan seorang tokoh perempuan bernama Lawino terhadap suaminya Ocol yang meninggalkan tradisi dan budaya Afrika dan menganut budaya penjajah Eropa. Sang pengarang, p’Bitek, melalui metafora, ironi, dan satire yang cerdas mengungkap berbagai keganjilan yang dilakukan Ocol yang hitam dalam menerapkan tata cara kehidupan dan pola pikir orang putih di kalangan suku Acoli.
Secara ringkas, Things Fall Apart menuturkan tokoh Okonkwo sebagai seorang pejantan tangguh dari desa Umuofia dan memiliki pemikiran teguh akan hal-hal yang bersifat lelaki. Sifat ini melekat pada diri Okonkwo karena ayahnya Unoka gagal menjadi panutan dan arahan yang semestinya kepadanya. Ketidakberhasilan Unoka dalam menjalankan hidupnya sebagai seorang lelaki membuat Okonkwo membenci sikap dan cara berpikir ayahnya serta menciptakan pribadi Okonkwo yang keras. Selain kegagalan Unoka dalam mendidik Okonkwo pada jalan yang benar mengenai berbagai hal, nilai dan tradisi kesukuan yang mengakar kuat dalam dirinya juga berperan penting dalam membentuk watak Okonkwo yang keras. Lingkungan persukuan Afrika yang masih “primitif” memaksa Okonkwo untuk terlibat dalam peperangan antarsuku. Hal ini menunjukkan kejantanan dirinya dan menegaskan superioritasnya atas  suku-suku lain di pedalaman Afrika.
Kekerasan hati Okonkwo merepresentasikan kerasnya kehidupan suku-suku di Afrika menjelang kedatangan para penjajah yang menganggap mereka primitif dan terbelakang. Meskipun Okonkwo tidak menyukai cara pandang ayahnya mengenai kehidupan, ia sangat menjunjung tinggi dan memegang teguh tradisi Afrika. Ini dibuktikan saat dirinya harus rela diasingkan (sebagai hukuman adat) akibat ketidaksengajaannya membunuh seorang anak laki-laki pada upacara pernikahan temannya. Ia juga memelopori agar suku-suku di Afrika tidak gampang terpengaruh atas kedatangan budaya asing (Eropa) dan agama Kristen yang mulai masuk dan memengaruhi kaum muda klannya. Sifat dan watak Okonkwo ini didasari oleh nalurinya sebagai pemimpin perang Umuofia serta didukung hasratnya yang tinggi untuk memperjuangkan budaya dan tradisi Afrika beserta nilai-nilai dan pola pikir yang melekat di dalamnya.   
Dalam kadar yang kurang lebih serupa, tokoh Lawino dalam puisi naratif Nyanyian Lawino yang panjang di kumpulan puisi Afrika Yang Resah mengejek suaminya Ocol yang telah keblinger karena terang-terangan menganut tata cara dan pola pikir Barat di kalangan suku Acoli.  Lawino memrotes Ocol yang berperilaku seperti “kacang lupa pada kulitnya.” Melalui puisi ini Lawino menunjukkan kemuakan dan ketidakmengertiannya mengapa suaminya Ocol yang adalah anak kepala suku namun malah meremehkan dan menganggap Afrika sebagai raksasa dungu, primitif, dan terbelakang. Melalui diksi yang unik dan gaya bahasa yang segar dan penuh imajinasi, Lawino “menyanyikan” keprihatinannya akan pengaruh Barat yang modern yang menggerogoti nilai-nilai luhur Afrika yang tradisional.
Sebaliknya, di puisi Nyanyian Ocol pada kumpulan puisi yang sama, Ocol menyuarakan keinginan dan mimpinya akan Afrika yang modern, bebas, dan bermartabat. Menurutnya, Afrika menyimpan potensi besar yang belum digali untuk menjadi maju. Ocol, yang mendapatkan pendidikan Barat, menggunakan pengetahuan dan kepandaiannya untuk menghasut Afrika agar meninggalkan tradisi yang kuno, kolot, dan tidak masuk akal. Ia menunjukkan bahwa dirinya adalah lelaki Afrika modern dengan pola pikir yang berbeda dengan orang Afrika lainnya, terutama istrinya sendiri Lawino. Selain menentang dan mencaci-maki budaya Afrika, sosok Ocol juga tidak menyukai istri dan keluarganya. Kebencian Ocol ini disebabkan oleh cara berpikir Lawino dan keluarganya yang masih terbelakang. Ocol menganggap bahwa istrinya adalah orang Afrika yang tidak berguna bagi kaumnya sendiri. Sikap Ocol yang arogan menggambarkan suasana paradoksal dalam Afrika Yang Resah.
Acebe dan p’Bitek berhasil menelanjangi konflik, baik internal maupun eksternal, yang dialami oleh tokoh-tokoh yang mereka ciptakan dalam Things Fall Apart dan Afrika Yang Resah. Potret buram keterbelakangan dan kebodohan Afrika mereka sajikan dengan apa adanya tanpa pretensi atau memohon belas kasihan kepada pembaca. Membaca kedua karya sastra ini, kita seperti sedang bertamu ke sebuah keluarga asing dengan suguhan madu dan racun. Kita tidak tahu yang mana madu dan yang mana racun. Haruskah kita mempertahankan orisinalitas Afrika yang tradisional namun terbelakang? Atau, apakah kita perlu memodernkan Afrika dengan mengorbankan tradisi dan nilai-nilai yang telah ribuan tahun melekat di dalamnya? Dilema inilah yang sejatinya terungkap dalam Things Fall Apart dan Afrika Yang Resah.
Diambil dari situs : http://www.menulisesai.com/2013/11/memahami-afrika-melalui-sastra.html

Logis Anies Dirikan Partai Sendiri?

   If you want a thing done well, do it yourself.” – Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis (1804-1814) Tahun itu adalah tahun 2014, ketika seb...