Sabtu, 28 November 2015

Finlandia, Negara dengan Sistem Pendidikan terbaik di Dunia

Ilustrasi Pendidikan di Finlandia

Negara yang kelas wahid sistem pendidikannya bukanlah AS, Jepang atau Jerman. Akan tetapi, kiblat pendidikan dunia saat ini mengarah ke negara di ujung utara Eropa yakni, finlandia. Amerika Serikat sendiri berada jauh dibawah level Finlandia, tepatnya di urutan ke-17. Lalu, dimana daya tariknya sistem pendidikan di Finlandia dengan negara-negara lainnya khususnya Indonesia? Jawabannya adalah di kemandirian siswa dan gurunya.
Di Negara Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para pelajar melalui berbagai kesempatan-kesempatan penting. Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai.
Sistem pendidikan inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya. Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara nasional tidak pernah melebihi 2 persen pertahunnya. Finlandia juga tidak mengenal istilah ujian semester apalagi ujian nasional layaknya ditanah air. Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun. Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya sendiri. Jadi jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan untuk mengejar terget-target tertentu karena di negeri ini guru selalu menyesuaikan bahan ajarnya dengan kebutuhan setiap pelajar. Di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas. Mau bagaimana caranya, maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan datang.
Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional negaranya. Keseriusan negara Finlandia menyokong keberhasilan pendidikan nasionalnya dibuktikan dengan diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12 tahun. Kerenkan? Guru-guru Finlandia adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan mereka harus masuk dalam kelompok 10 besar lulusan terbaik. Jika tidak, jangan pernah bermimpi jadi guru di negeri ini.
Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia betul-betul berdedikasi tinggi. Gajinya besar dong? Tidak. Guru-guru Finlandia justru digaji dengan gaji secukupnya bahkan bisa dikatakan kurang memadai. Tetapi gurunya begitu menikmati profesinya hal ini karena mayoritas masyarakat Finlandia begitu menghormati dan menghargai profesi seorang guru. Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!
Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan. Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
Ditanah air Indonesia, sebenarnya sistem pendidikan Finlandia telah terterapkan sejak tahun 1961 melalui wadah gerakan pramuka. Apa yang berlaku di Finlandia jelas-jelas merupakan sistem pendidikan yang berlalu di gerakan pramuka. Dimana setiap kecakapan dan keterampilan dibidang tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota pramuka, bila sudah merasa mampu bisa mengusulkan diri untuk di uji. Disamping itu, setiap 32 orang anggota pramuka dibina oleh 3 orang pembina secara terus menerus. Akan tetapi sistem pendidikan kepanduan ditanah air ini tidak mendapat respon yang positif ditanah air.
Buktinya kendati berhasil melahirkan kader-kader bangsa yang mandiri, negara ternyata tidak berani mengalokasikan dana BOS yang ada pada setiap sekolah untuk sepersekian persen wajib dipergunakan untuk mengelola gerakan pramuka di gugus depan. Pendidikan nasional kita yang masih sarat dengan kepentingan politik kepala daerah menjadikan potret pendidikan begitu semraut. Pelaksanaan UN yang jelas lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya selalu dipertahankan untuk alasan yang tidak jelas.
Bahkan ironisnya lagi, UN telah mengajarkan bangsa ini bagaimana berlaku curang dan menipu. Gilanya lagi peserta UN dikawal dan diamati setiap detik melalui layar CCTV. Seperti teroriskan. Cara-cara gila ini begitu dibangga-banggakan oleh pemerintah bahkan institusi pendidikan sendiri. Padahal metode ini punya dampak physicologi bagi para pelajar dimana UN benar-benar menjadi beban berat.
Jadi jangan heran bila di Nias pada hari pertama UN ada siswa yang meninggal dunia begitu menerima lembar soal ujian. Finlandia tidak pernah membebani muridnya untuk hal-hal yang kurang bermutu atau mengurangi ke-kreativitasan seorang anak setelah meninggalkan rumah sekolah. Maka, tugas tugas (PR), les tambahan dan bimbingan ini dan itu nyaris tidak pernah ada di Finlandia. Bagaimana dengan tanah air? Tekanan yang begitu berat sangat terasa apalagi menjelang ujian nasional. Setiap murid selalu diberi les tambahan yang berlebihan, pelajar di wajibkan mengikuti Tryout hampir tiap bulan dengan alasan untuk mengukur kemampuan siswa. Dirumah disuguhi lagi dengan tugas-tugas berat bahkan ada lagi menu les tambahan yang ditawarkan padahal nuansa bisnisnya lebih terasa daripada urgensinya bagi peserta didik. Repot bukan?
Alhasil, pelajar tanah air lahir dan besar tanpa pernah mempergunakan otaknya untuk berkreativitas. Generasi muda pun besar penuh dengan tekanan. Jadi jangan heran, walaupun lulus UN 100 persen ternyata persentasi lulus SMPTN berbanding terbalik dengan kelulusan UN.
Inilah setidaknya potret pendidikan kita dewasa ini. Indonesia jatuh kepada tingkat kekhawatiran yang terlalu berlebihan. Alih-alih untuk mencerdaskan bangsa tetapi cara-cara yang dilakukan justru mengantarkan bangsa ini kelembah kehancuran. Oleh karena itu kita perlu berbenah. Mengembalikan sistem pendidikan kezaman dahulu kala (seperti cerita orangtua kita) dimana setiap anak dan orangtua begitu menghormati guru perlu kita lakukan.
Guru harus diberi otoritas penuh untuk mengatur kurikulumnya sendiri. Setiap anak juga tidak dibebani dengan tugas ini dan itu. Bahkan birokrasi pendidikan kita yang berbelit-belit perlahan-lahan harus dikurangi. Wajib belajar 12 tahun mutlak harus dilakukan tentunya dengan biaya gratis. Tidak hanya itu wajar 12 tahun itu harus dengan satu izajah saja yaitu izajah SMA. Sedangkan untuk SD dan SMP tidak lagi mengeluarkan izajah mengingat tuntutan dunia kerja saat ini pun izajah dua jenjang pendidikan ini tidak begitu diperlukan.
Oleh karena itu, perpindahan dari tingkat SD ke SMP cukuplah dengan nilai rapor begitu juga dari SMP ke SMA. Maka evaluasi belajar secara nasional hanya dilakukan dijenjang SMA ketika yang bersangkutan akan melanjut keperguruan tinggi atau merambah dunia kerja. Menggratiskan pendidikan dinegara ini bukanlah hal yang mustahil. Bukankah 40 persen APBN kita mark-up dan 30 persennya dikorupsi.
Jadi andai pengelolaan keuangan negara kita ditata dengan baik maka tidak mustahil dimasa-masa yang akan datang biaya pendidikan kita yang saat ini ditampung 20 persen dalam APBN kedepannya akan meningkat menjadi 50 persen.
Bila sudah demikian, bukankah pendidikan kita sudah bisa digratiskan.

Rabu, 25 November 2015

Sebuah Novel : Mimpi dalam Lipatan Kertas

Udara pagi ini di kota Moscow cukup dingin karna musim dingin bulan november sudah di mulai. Dibeberapa wilayah eropa bagian Utara, negara-negara seperti Swedia, Finlandia, Denmark sudah duluan beberapa minggu memasuki musim dingin.
Setelah selesai shalat shubuh, Andra membuka tirai jendela apartemen mewahnya yg berada di lantai 75. Ia memandang jauh panorama kota Moscow saat matahari keluar dari perampiannya dari dalam bumi. Badannya terasah lelah sekali, setelah aktivitas padatnya semalam melakukan perjalanan melelahkan di empat negara berbeda dalam sehari. Semalam dia telah singgah di empat kota berbeda negara di mulai di kota Islamabad, setelah itu ke Istanbul, Kiev lalu terakhir ke moscow.
Hari ini dia punya waktu seharian untk mengisi ulang energinya dg istirahat di apartemennya atau bersantai-santai di luar menikmati sudut kota moscow. Karna esok hari ia akan terbang lagi ke wina, Austria.
Ingatannya jauh melayang memasuki masa lalu yg jauh, 18 tahun yg silam, ia teringat dulu waktu dia masih di bangku kelas 2 SD, ketika belajar IPS materi Benua Eropa dg pak Udin guru Favorit waktu Sd-nya dulu . Pak udin adalah guru ips andra yg ia senangi karna pak udin mengajar tidak seperti guru yg lainnya, yg hanya pakai metode ceramah melulu, yg dianggap andra sngat membosankan. Ia ketika itu bermimpi menginjakkan kakinya di benua dg sebutan benua biru ini dilembaran sebuah kertas.
Ia teringat juga ketika bermain bersama teman2 sekolahnya dulu di desa, berjalan2 di petak2 persawahan sore hari, desa indah dan sangat bersejarah bagi andra, sebuah desa yang berada di pedalaman sumatera.
Masa lalu yg tak akan pernah ia lupakan dalam sejarah hidupnya.
Ketukan pintu di kamar apartemennya memutus nostalgia ingatannya.
Ia berjalan menuju pintu dan membukanya.
"selamat pagi ndra, baru bangun ya?"
"Oh, Bagas. sudah lama gas, tdi hanya lama berdiri dijendela menikmati kota moscow dari jendela itu !". Bagas temannya dari palembang yg juga berada di hotel ini. 
Ia adalah salah satu anggota dari Tim Southeast Asian Journalist Team Seven (SAJT Seven). Adalah Tim jurnalis yang berasal dari Negara-Negara Asia Tenggara yang beranggotakan Tujuh orang Jurnalis yang bekerja untuk Reuters. Reuters adalah sebuah Kantor Berita Harian Internasional yang berpusat di Kota London, Inggris. Reuters memiliki para Jurnalis-Jurnalis dari berbagai Negara di dunia, untuk menjadi Jurnalis disini butuh perjuangan karena tidak sembarang orang bisa bekerja disini, pihak Reuters melakukkan seleksi ketat untuk menerima para Jurnalisnya, hanya 150 orang Jurnalis yang diterima setiap tahunnya disini, padahal yang mendaftar ada puluhan ribu dari berbagai Negara. Saya dan Bagas adalah orang yang beruntung bisa diterima bekerja disini, karena selain pihak Reuters memberikan gaji tinggi kepada para Jurnalisnya juga bisa keliling dan mengunjungi banyak Negara di Dunia dan itu dibiayai oleh pihak Reuters.
Hampir dua bulan bekerja disini saya sudah mengunjungi puluhan Kota dan Negara Asia, Eropa, Amerika Selatan dan Utara, dan Afrika ketika meliput dan mengumpulkan informasi yaitu Kota Shanghai, Teheran, Islamabad, Kuala lumpur, Manila, Bangkok, New Delhi, Istanbul, Kiev, Moscow, Berlin, London, Madrid, Barcelona, Paris, Manchester, Lisbon, Amsterdam, Kairo, Algiers, Buenos Aires, Havana dan besok akan terbang lagi ke Wina untuk meliput berita. Mimpi yang dulu ku anggap sangat tidak realistis dan pesimis sekali untuk bisa pernah berada tempat-tempat ini, karena melihat orang-orang di desaku yang hanya besar di pedesaan, dan menghabiskan masa kehidupan di desa selama hidupnya. Aku sangat bersyukur atas nikmat kesempatan yang diberikan ini Tuhan. Aku teringat akan potongan Ayat Suci Kitabku, “Fabiayyiaala Irabbikumaa tukadz dzibaan”, “Nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan”.
Kota-Kota dan Negara indah yang dikenal memiliki peradaban tertinggi dengan negara industrinya yang menjadi pusat Perekonomian Dunia, Iptek, Industri, Jasa, dan lainnya. Khusunya untuk untuk Negara-Negara Eropa Barat. Kemajuan ini, sangat bisa dilihat. Namun, Aku tidak begitu terkagum melihat atas pencapain Bangsa Bangsa Barat ini, karna kemajuan itu, dulu mereka peroleh dan pelajari dari Islam, ketika Islam pernah berkuasa dan tumbuh dan pesat di Semenanjung Andalusia, selama kurang lebih enam abad lamanya, pada masa Kekhlaifahan Umayyah II selama kurun waktu itu islam telah menanamkan peradaban di Eropa, ketika itu Eropa masih dalam Era Kegelapan, setelah Renainsance baru mereka bangkit dan maju. Peninggalan-peninggalan Islam masih tetap ada di sana, Misalnya Istana Al Hambra di kota Granada, Spanyol. Dulu waktu meliput berita di Spanyol, saya tidak bisa singgah walau hanya sebentar di Granada. Karena ketika setelah dari Barcelona harus langsung Transit terbang ke Kota Paris, Perancis.
Dan setelah mereka maju, Kemudian pada abad ke 14 mulai melakukukan pelayaran ke dunia timur dan melakukan Kolonialisasi di negara-negara timur, termasuk salah satunya negeriku Tercinta, Indonesia yang dulu bernama Hindia Belanda. Inggris menguasai sebagian besar Asia Selatan seperti India, pakistan dan Asia Tenggara seperti malaysia, Brunei dan lainnya. Perancis menguasai Sebagian besar negara-negara Afrika dan Timur Tengah. Hingga hari ini negara-negara bekas jajahan Perancis di Afrika masih menjadi negara terbelakang dalam segala aspek kehidupan baik keterbelakang hal Ekonomi, Pendidikan, Sosial. Diperparah dengan kondisi negara yang sering konflik perang sesama yang berkepanjangan, kondisi negara ini sangat menyayat hati, banyak anak-anak yang kelaparan dan tidak bisa bersekolah seperti layaknya anak-anak di negara lain. Aku menyaksikan langsung hal itu di konsentrasi zona konflik di Nigeria bagian utara ketika melakukan peliputan berita. Hal ini hanya bisa ku bantu dengan membuat tulisan-tulisan di Reuters agar seluruh masyarakat dunia tahu, bagaimana nasib rakyat Nigeria. Dan PBB tidak becus menyelesaikan konflik ini sudah sekian lama. Kritikan-kritikan tulisanku terhadap PBB, menjadi Headline dalam halaman berita di Reuters.
Reuters adalah salah satu bacaan berita yang paling banyak dibaca di seluruh dunia. Dan memiliki aset kekayaan yang besar. Sebelumnya Aku dan Bagas bekerja di perusahaan berita Tanah Air, Republika. Dan karena diterima di Reuters kami terpaksa meninggalkan Republika, padahal sangat berat hati, karena disini karir kami dimulai. Saya tidak akan pernah melupakannya.
Ayahnya Bagas berasal dari Negeri Jiran Malaysia, tepatnya Negara bagian Sabah, yang pindah ke Sumatera Selatan dan menjadi warga negara Indonesia ketika harus menikahi ibunya Bagas atas permintaan ibunya, karna ayah bagas sangat mencintai ibunya, maka iapun melakukan apa hal yang diminta orang yang dicintainya, ia pernah cerita hal ini kepadaku saat berada di kabin pesawat ketika dalam perjalanan dari Kuala Lumpur-London untuk sama-sama meliput berita pertemuan ratu Elizabeth dengan Presiden AS, Barack Obama di Istana Birmingham.
Ayah Bagas merupakan seorang Pengusaha pertambangan Batu Bara yang melakukan Eksplorasi di beberapa Provinsi di Sumatera, yakni sumatera selatan, Jambi, Riau dan di Provinsi Kalimantan Timur. Ibunya seorang Dokter Spesialis Jantung yang bekerja di RSUD Kota Palembang. Bagas memiliki tiga orang Saudara, yang pertama saudara perempuannya sudah menikah dan menetap di Kota Makassar ikut suaminya yang berasal dari Makassar, dan bekerja sebagai sseorang dosen di UIN Hasanuddin Makassar. Dan abangnya saat ini sedang studi S-2 jurusan Ekonomi di Universitas Harvard, Amerika. Dan satu adik laki-lakinya masih di bangku SMP. Ia adalah Mahasiswa lulusan dari Universitas Gadjah Mada Jogjakarta, jurusan Ilmu Komunikasi dengan predikat lulus Cumlaude 3,98.
Bagas Wanata Abdul Razak, nama lengkapnya, ia orang yang sangat Ulet, rajin, cerdas, kerja keras, pantang menyerah, ramah, sederhana dan rendah hati, meskipun ia anak seorang pengusaha pertambangan kaya di kota Palembang. itu yang ku kenali tentang karakter dirinya selama ini, sudah hampir 3 tahun aku mengenalnya, 2 tahun lebih ketika kami bekerja di Republika, dan beberapa bulan ketika bekerja di Reuters. Ayahnya tidak pernah menginginkan Bagas kuliah FISIP di jurusan komunikasi dan menjadi jurnalis, ayahnya ingin bagas kuliah di Fakultas Ekonomi, ia ingin bagas menjadi penggantinya nanti kelak ketika masa tua. Namun bagas berhasil meyakinkan ayahnya dengan susah payah dan bantuan ibunya untuk meyakinkan ayah bagas, bahwa ia juga bisa sukses dengan pekerjaan yang menjadi hobinya sejak kecil yaitu menulis. Karena dengan menulis ia bisa berbagi dengan sesamanya.
“Oh, aku hanya Cuma mau ngajak keluar, gimana kalau hari ini kita jalan-jalan menyusuri kota sudut kota Moscow”?
“Ide yang bagus tu. Nanti setelah kita sarapan kita langsung pergi.Sekalian cari inspirasi tulisanku tentang Moscow!”.
“Sip, aku balik ke kamar dulu, mandi dan siap-siap!”.
“Kita sarapan di restoran mana pagi ini gas”?
“Di Moscow Restaurant saja, disini dekat dari apartemen kita.”
“OK, On time ya!
“pasti!.
Di kota Moscow tidak susah mencari Restaurant Halal, banyak Restaurat Orang muslim di kota moscow yang menyediakan masakan Halal. Meskipun Rusia negara yang berideologi Komunisme dan Marxisme. Warga Moscow yang beragama Islam diberikan kehidupan yang baik disini tanpa diskriminasi dan dihormati oleh orang Moscow non muslim.
Setelah keluar dari restaurant kami langsung naik Bus. Bagas mengajak ku mengunjungi Masjid Agung Moscow yang baru saja direnovasi dengan biaya USD170 juta dan diresmikan Presiden Rusia, Vladimir Putin minggu lalu. Masjid ini sudah dibangun pada tahun 1901. Jadi hasil dari renovasi Masjid Moscow lama. Kami ingin melihatnya. Saat peresmian Masjid ini sayang kami berada di Barcelona dalam tugas meliput berita Pertandingan La Liga Spanyol dalam laga bertajuk El Clasico, Barcelona vs musuh abadinya Real Madrid di Stadion Camp Nou.
Masjid ini mampu menampung 100 ribu jamaah, dan merupakan masjid terbesar di Rusia dan daratan Eropa. Dari kejauhan sudah terlihat kemegahan masjid ini, dengan gaya arsitektur gabungan Seni Islam dan Eropa. Ku lihat di alun-alun di sekitar masjid warga kota moscow berkunjung dan menikmati suasana ini di pagi hari. tidak hanya warga kota moscow yang mengunjunginya, tetapi wisatawan dari luar Moscow dan luar negara Rusia. Saya merasa berada di negara berpenduduk muslim seperti di Indonesia dan malaysia Karena bisa bertemu orang-orang satu kepercayaan. Subhanallah.
“Dra, ayo kita masuk ke dalam masjid, pasti lebih keren”?
“Ayo.”
Bagas mengajak ku. Saat menyusuri jalan menuju ke dalam, ku lihat disekeliling orang-orang mengabadikan momen di Masjid moscow dengan kamera dan sebagian yang lain duduk-duduk santai.
Setelah puas menikmati keindahan tiap sudut Interior Masjid Moscow, Andra dan bagas memutuskan untuk keluar, karna waktu masih pagi dan waktu shalat dzhuhur blum masuk. Nanti mereka berniat akan shalat dzhuhur disini, dan akan kembali.
Dua pemuda ini kemudian berjalan menyusuri keindahan alun-alun Masjid Moscow sampai pada akhirnya mereka Berhenti untuk duduk di sebuah bangku di bawah rerindangan pohon yg cukup besar. Beberapa Burung merpati berjalan-jalan dibawah rindangnya pohon.
Mata andra tertuju pada seseorang yang baginya tidak asing lagi menuju ke tempat mereka duduk. Ya, Ali Pasha temannya yg juga bekerja sebagai penulis kolom di Reuters Asal Turki, Ia kelahiran Ankara. Ayahnya adalah Orang Turki Asli yg menikah dg Ibunya yg berasal dari Suriah yg sudah lama tinggal di kota Ankara, Turki. Ia menguasai banyak bahasa diantaranya bahasa Turki, Arab, Inggris, dan jerman.
Ia adalah sekaligus aktivis yg memperjuangkan kemerdekan negara Palestina, Ia banyak membuat Tulisan tentang palestina di kolom Reuters, pernah dulu dia membuat tulisan yg berisi kritikannya terhadap Amerika Serikat, karna pemerintah AS tidak menyetujui kemerdekaan palestina di dalam sidang para negara anggota PBB di new york, mengenai masa depan kemerdekaan negara palestina.
"Assalamualaikum, Akhii, kaifa haluk?"
"Waalaikum salam, syukran akhii". Balas andra dg senyum lepasnya.
"Ada tugas apa, jauh-jauh datang ke Moscow dari Ankara, " sambung andra.
"hm. Aku ke Rusia, ada urusan keluarga sdikit di St. Petersberg, jadi sekalian datang Ke Moscow ". Dengan wajah berserinya.
Dari senyumnya wajahnya, orang tahu ia adalah Orang Turki.
"Oh begitu, ini kenalkan temanku dari Indonesia,". Kata andra.
"Ali Pasha" ucap Ali kepada Bagas sembari menyalami Bagas.
"aku Bagas" balas bagas sembari menerima salaman dari Ali.
"kerja di Reuters juga?"
"iya" blas bagas.

to be continued... 

Logis Anies Dirikan Partai Sendiri?

   If you want a thing done well, do it yourself.” – Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis (1804-1814) Tahun itu adalah tahun 2014, ketika seb...