Sang koruptor |
Masih ada perempuan muda lain Sefti
Sanustika, 25 th, istri muda Ahmad yang tinggal di apartemen di Depok dengan
sewa 3 jt per bulan. Sefti yang sebelumnya berprofesi sebagai penyanyi dangdut
dengan single “Tukang Porot” dikawin Ahmad Fathanah pertengahan 2011 lalu.
Sebelumnya Sefti dikenalkan kepada AF oleh temannya yang bernama Tri Kurnia
Puspita, sesama penyanyi dangdut. Belakangan diketahui bahwa AF juga royal
dengan Tri Kurnia dengan memberikan berbagai hadiah dan sejumlah uang.
Berseliwerannya para perempuan muda,
seksi, dan cantik di kasus suap yang diduga dilakukan oleh AF ini menunjukkan
betapa rendahnya moral para koruptor. Uang yang mereka rampok dari negara
mereka belanjakan untuk urusan yang terkait dengan naluri dan hasrat
kebinatangan, yaitu kenikmatan seks. Memang kita tidak dapat membuktikan bahwa
AF menggauli para perempuan muda yang disebut di atas, kecuali dengan Sefti
Sanustika yang memang istri sahnya. Tentu saja sulit untuk membuktikan bahwa
para perempuan muda ini adalah objek nafsu birahi AF. Namun demikian, publik
sulit untuk tidak mencium aroma seks yang keluar dari bahasa tubuh dan
kata-kata yang keluar dari para perempuan muda ini ketika diwawancarai awak
media. Kalau tidak untuk kenikmatan seksual, untuk apa AF memberi puluhan juta,
bahkan ratusan, kepada para perempuan ini? Tidakkah ia mendapatkan sesuatu atas
uang yang telah diberikannya? Pertanyaan ini sulit untuk dikesampingkan, dan
logika ini sulit untuk dilenyapkan dari keingintahuan publik.
Sebelumnya, publik juga dibuat ternganga
dengan kemunculan para perempuan muda dan cantik lain dalam kasus korupsi
simulator SIM yang menjerat Inspektur Jendral Djoko Susilo. Untuk melampiaskan
nafsu birahinya, DS menggunakan metode yang sama yang dilakukan AF dengan
memberi harta dan uang yang berlimpah kepada para perempuan muda. Rumah mewah,
tempat usaha, mobil, tanah, dan aset lain diberikan kepada mereka sebagai
pelicin naluri seks kebinatangan mereka. Bedanya dengan kasus AF, DS melampiaskan
nafsunya dengan cara mengawini para perempuan muda ini secara sah meskipun ia
harus memalsukan data pribadinya, termasuk umur, karena sebagai PNS ia tak
boleh kawin lagi tanpa seijin istri pertamanya. Apa pun caranya, benang
merahnya serupa: para koruptor menggumbar nafsu birahinya dengan menggauli para
perempuan muda cantik dengan uang yang ia rampok dari negara.
Kedua kasus ini
menjadi indikasi bahwa korupsi terkait erat dengan seks. Bukan rahasia bahwa
tidak sedikit para pejabat, baik dari eksekutif maupun legislatif, memiliki
gundik. Mereka menyimpan dan menghidupi para perempuan muda ini di berbagai
apartemen yang bertebaran di Jakarta. Bahkan beberapa pejabat daerah pun memiliki
apartemen di Jakarta untuk memelihara simpanan spesial mereka. Karena itu,
mereka yang memelihara gundik atau simpanan patut dicurigai sebagai para pelaku
korupsi. Jika seorang pejabat menunjukkan perilaku pribadi yang tidak jujur, patut
untuk menduga bahwa mereka juga tidak jujur terhadap tugas dan pekerjaan yang
diamanahkan kepada mereka.
Diambil dari situs : http://www.menulisesai.com/2013/05/korupsi-dan-seks.html
Diambil dari situs : http://www.menulisesai.com/2013/05/korupsi-dan-seks.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar