“Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri
gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan?
Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian dari hidup kita. Peluk semua kisah
itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik
mengatasinya. Dengan kau menerimanya, perlahan-lahan dia akan memudar
sendiri. Disiram oleh waktu, dipoles oleh kenangan baru yang lebih
bahagia.
Apakah mudah melakukannya? Itu sulit. Tapi bukan berarti mustahil.”
Tere Liye, Rindu
“Lepaskanlah. Maka besok lusa, jika dia cinta sejatimu, dia pasti akan
kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta
untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan
cinta sejatimu. Hei, kisah-kisah cinta di dalam buku itu, di
dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang tua, itu semua ada penulisnya.
Tetapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan.
Tetapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan.
Tere Liye, Rindu
“Berhenti lari dari kenyataan hidupmu. Berhenti cemas atas penilaian orang lain, dan mulailah berbuat baik sebanyak mungkin.”
Tere Liye, Rindu
“Tidak mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau kecewa,
atau menangis tergugu karena harapan, keinginan memiliki, tapi jangan
berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. Selalu pahami, cinta yang baik
selalu mengajari kau agar menjaga diri. Tidak melanggar batas, tidak
melewati kaidah agama. Karena esok lusa, ada orang yang mengaku cinta,
tapi dia melakukan begitu banyak maksiat, menginjak-injak semua
peraturan dalam agama, menodai cinta itu sendiri.”
Tere Liye, Rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar